Infoacehtimur.com, Langsa – Ketegangan memuncak di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota (DPRK) Langsa setelah ruang kerja Ketua DPRK, Melvita Sari, disegel oleh sejumlah anggota dewan.
Penyegelan yang terjadi pada Kamis, 6 Februari 2025 lalu diduga merupakan buntut dari konflik internal yang dipicu oleh ketidaksepakatan terkait perumusan Tata Tertib (Tatib) DPRK dan rivalitas politik pasca-Pilkada.
Menariknya, tidak satu pun anggota dari koalisi partai pemenang Pilkada Kota Langsa, yang meliputi PAN, Golkar, Demokrat, dan Nasdem, hadir atau terlibat dalam aksi penyegelan tersebut.
Kata Ketua DPRK Langsa
BACA JUGA: Jeffry Sentana Ajak Masyarakat Langsa Bersatu dan Fokus pada Pembangunan
BACA JUGA: Gugatan Maimul-Nurzahri Kandas, Jeffry-Haikal Tetap Menang di Pilkada Langsa
Ketua DPRK Langsa, Melvita Sari, menilai penyegelan tersebut adalah tindakan yang tidak bijaksana dan mencederai integritas lembaga DPR.
“Tindakan ini seolah-olah hal wajar, padahal ini merendahkan martabat lembaga legislatif,” kata Melvita, seperti dikutip dari Bithe.co, Sabtu, (8/2/2025).
Melvira berujar, tindakan yang dilakukan 11 orang anggota DPRK Langsa menunjukkan sikap yang tidak bijaksana dan mengarah kepada tindakan yang merendahkan Lembaga DPR.
Melvita menilai aksi penyegelan ruang kerja Ketua DPRK Langsa yang dipertontonkan ke publik seolah dianggap wajar oleh sebagian anggota dewan.
Ia mengungkap bahwa polemik perumusan Tata Tertib (Tatib) DPRK menjadi salah satu pemicu konflik, di mana anggota tim Panitia Khusus (Pansus) diduga memaksa Ketua DPRK menandatangani draft Tatib tanpa berita acara.
Akhirnya, draft tersebut ditandatangani oleh Wakil Ketua I DPRK, Burhansyah, dan dikirim ke Provinsi tanpa persetujuan Ketua DPRK.
Langkah ini menuai keberatan dari Fraksi PAN dan Fraksi Langsa Juara, yang meminta agar pembahasan Tatib diulang sepenuhnya.
Melvita menilai hambatan ini terjadi akibat dampak rivalitas pasca Pilkada.
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada satu pun anggota dari koalisi partai pemenang Pilkada, seperti PAN, Golkar, Demokrat, dan Nasdem, yang terlibat dalam aksi penyegelan tersebut.****