
Infoacehtimur.com / Aceh – Suasana bulan Suci Ramadhan yang nyaman dan tenang di Bumi Serambi Mekah, Provinsi Aceh, tiba-tiba saja terusik. Ini terkait pernyataan Tgk Muhammad Yunus tentang adanya penjual daging babi dan anjing di Peunayong. Ironis, Kepala Satpol PP/WH Aceh Jalaluddin SH, MM justeru diam seribu bahasa.
Ini bukan peristiwa besar yang dapat menganggu praktik Ibadah ummat Islam memang. Tapi, satu percikan kecil namun berpotensi memantik kegaduhan besar.
Simaklah, terkait dugaan adanya penjual daging babi dan anjing di Kawasan Peunayong, Kota Banda Aceh, Ibukota Provinsi Aceh.
Andai dugaan ini disampaikan warga biasa, mungkin tak begitu jadi soal dan serius. Karena diucapkan seorang anggota DPR Aceh dari Partai Aceh (PA). Maka, informasi itu pun menjadi bias dan liar.
Namanya Tgk Muhammad Yunus M Yusuf. Dia anggota DPR Aceh dari Daerah Pemilihan atau Dapil 6, Kabupaten Aceh Timur.
- Baca juga:
- Saat Tgk Yunus Memantik Gaduh di Bulan Suci.
- IPEMADA Banda Aceh Gelar Acara Buka Puasa Bersama dan Kajian Dari Tgk Yunus DPRA.
- Tgk M Yunus Minta Pemkab Aceh Timur Perhatikan Korban Pembacokan
Dugaan tadi disampaikan Yunus dalam forum resmi, Rapat Paripurna DPR Aceh Tahun 2023 dengan agenda Penetapan Rancangan Qanun Aceh Sisa Program Legislasi Aceh Prioritas Tahun 2022, Hasil Fasilitas Kemendagri, Rabu, 5 Maret 2023 malam di Banda Aceh.
Rapat ini tak dihadari Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki karena sakit. Dia diwakili Sekda Aceh Bustami Hamzah.
Sebelum rapat paripurna ditutup. Yunus melakukan interupsi untuk berbicara. Dari sanalah, informasi bias tadi bermula.
Dengan lantang, Yunus memberi apresiasi kepada Satpol PP dan WH Aceh, yang menurut dia telah bekerja dengan baik selama bulan suci Ramadhan, khususnya dalam pengawasan pelaksanaan syariat Islam.
Termasuk ungkap Yunus, menemukan adanya penjual daging babi dan anjing yang haram bagi umat muslim dan Aceh sebagai daerah pemberlakukan syariat Islam.
Karena itu, Yunus meminta Sekda Aceh membuat surat imbauan larangan tegas terhadap hal ini.
Tak menunggu lama. Berbagai reaksi pun muncul. Terutama dari Keuchik atau Kepala Desa Gampong Peunayong, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Teuku Sabri Harun.
Kepada Firdaus Hasan dari MODUSACEH.CO. Sabri menyesalkan pernyataan Tgk Muhammad Yunus tadi.
Menurut Teuku Sabri Harun, pernyatan Tgk Muhammad Yunus sangat merugikan masyarakat Gampong Peunayong. Sebab, berimbas kepada pedagang kuliner yang ada di kawasan ini khususnya dan Kota Banda Aceh umumnya.
Bahkan Sabri mengaku, dia sudah menerima laporan dari para pedagang sate yang mengeluh, karena terjadi penurunan omset penjualan.
“Apakah ini karena statement tersebut atau bukan, yang jelas mereka kesal terhadap pernyataan Anggota DPRA itu,” ungkap Sabri, Sabtu, 8 April 2023 di Banda Aceh.
Menurutnya, pernyataan yang dikeluarkan Tgk Yunus tidak tepat, apalagi disampaikan pada Rapat Paripurna DPR Aceh dan disebarkan melalui media sosial. Wabil khusus di Bulan Suci Ramadhan.
“Karena itu, saya rasa sidang paripurna bukan ruang ecek-ecek. Ini ruang faktual untuk mengambil satu keputusan. Menurut beliau, ada penjualan daging babi dan anjing di Peunayong. Ini sangat mengganggu tata kehidupan masyarakat kami di gampong. Terutama dengan sebutan orang Cina dan Batak. Jadi, ada kesan seolah-olah, orang non muslim mengacaukan tatanan kehidupan Gampong Peunayong yang selama ini dianggap sangat toleran,” sebut Sabri.
Tak hanya itu, akibat pernyataan tersebut, saat ini timbul keresahan dan ketidak-nyaman bagi masyarakat. Termasuk kekhawatiran akan terjadi aksi yang tidak diinginkan warga.
Itu sebabnya, Sabri Harun mengaku telah berdiskusi dengan aparatur Gampong Peunayong. Hasilnya, ada yang menyesalkan dan merekomundasikan untuk menempuh jalur hukum.
Padahal sebut dia, selama ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan Kasatpol PP dan WH Kota Banda Aceh, dalam hal penegakan syariat Islam dan keamanan.
Seorang warga Peunayong menilai, Tgk Muhammad Yunus berbicara tidak berdasarkan data, sehingga terkesan untuk mendongkrak popularitas dan cari panggung di bulan suci Ramadhan.
Maklum, akibat pernyataan tadi, dia mengaku tidak nyaman, karena bisa merusak kerukunan antar umat beragama yang sudah terajut baik serta harmonis selama ini.
Pihak Yayasan Hakka, satu perkumpulan warga keturunan Tionghoa di Aceh, juga mengaku keberatan dengan pernyataan yang terkesan provokatif ini.
Mereka mendesak Tgk Muhammad Yunus mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada masyarakat Peunayong secara terbuka melalui video, media cetak, dan berbagai aplikasi media sosial.
Mereka juga berharap Tgk Muhammad Yunus datang ke Gampong Peunayong atau perwakilannya, untuk minta maaf secara langsung kepada masyarakat.
Terhadap tuntutan itu, media ini belum berhasil melakukan konfirmasi kepada Tgk Yunus. Dihubungi melalui telpon seluler, terjawab sedang tidak aktif.
Keuchik Peunayong Teuku Sabri mengaku, mayoritas masyarakat Peunayong mendesak agar kasus ini dibawa ke ranah hukum. Namun demikian, pihaknya masih berupaya melakukan mediasi, guna mencari penyelesaian terbaik.
“Secara adat dan budaya masyarakat mungkin dapat memaafkan, tapi hukum negara tetap berjalan. Beberapa hari lalu mereka ingin melapor ke polisi. Selaku aparat pemerintahan gampong, kami berharap jangan dibesar-besarkan. Biarlah ini jadi pelajaran,” jelas T. Sabri.
Selain itu ungkap Teuku Sabri, dia ada mendapat laporan dari masyarakat, beberapa pedagang ingin melakukan aksi protes dan menuntut kompensasi atau ganti rugi akibat pernyataan Tgk Muhammad Yunus.
Sekedar informasi, berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, Aceh merupakan provinsi dengan persentase penduduk muslim terbesar di Indonesia.
Jumlah penduduk di Serambi Mekah yang memeluk agama Islam sebanyak 5,24 juta jiwa atau 98,56% dari total populasi 5,33 juta jiwa.
Sementara, ada 76.997 jiwa beragama non muslim yaitu, 64.138 jiwa diantaranya kristen. Ada 5.203 jiwa katolik, 91 (hindu). Dan, 7.300 budha serta terdapat 265 jiwa yang menganut aliran kepercayaan, khusus di Kabupaten Aceh Singkil, sementara khonghucu tercatat nihil.
Untuk Kota Banda Aceh ada 242.221 jiwa beragama Islam, 1.642 jiwa Kristen, 485 jiwa khatolik, 21 jiwa hindu dan 2.679 jiwa budha.
Lantas, benarkah ada penjual daging babi dan anjing di Kawasan Peunayong Kota Banda Aceh?
Sejumlah sumber media ini, termasuk di jajaran Satpol PP/WH Aceh dan Kota Banda Aceh, membenarkan ada penjualan daging babi dan anjing tersebut.
Tapi, tidak dilakukan secara terbuka. Sebaliknya, amat tertutup dan terbatas atau khusus bagi warna non muslim.
Karena tidak menganggu dan meresahkan warga muslim, maka jajaran Satpol PP dan WH Banda Aceh jelas sumber tadi, tak begitu mempersoalkannya. Apalagi, selama ini tidak ada laporan dari warga kepada pihaknya.
Bisa jadi, ini lah bentuk dari telorasi beragama yang ada di Aceh, khususnya di Banda Aceh. Berbeda jika ada laporan dan sudah meresahkan warga, pihaknya pasti akan bertindak, sebut sumber tadi yakin.
Begitupun, dia mengaku kaget. Tiba-tiba saja, Tgk Muhammad Yunus mengungkapnya secara terbuka di Gedung DPR Aceh.
Harusnya kata dia, isu sensitif yang dapat memantik konflik horizontal ini, bisa disampaikan secara khusus kepada pihaknya.
Tapi, sumber tersebut tak mau berpendapat terkait adanya tudingan bahwa Tgk Yunus sedang mencari panggung.
Yang jadi soal kemudian adalah, meski Tgk Yunus mengaku mendapat informasi dari jajaran Satpol PP/WH Aceh dan sedang memantik gaduh di bulan suci. Hingga kini Kepala Satpol PP/WH Aceh Jamaluddin SH, MM justeru diam seribu bahasa. Terkesan lepas tangan, buang badan dan cari aman.
Harusnya, sebagai pejabat daerah, Jamaluddin wajib tampil, memberi penjelasan dari pernyataan Tgk Yunus. Sebab, apa yang disampaikan wakil rakyat Aceh ini, berpotensi menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Semoga saja tidak.
Sumber: Modus Aceh