Infoacehtimur.com, Banda Aceh – Debat kedua calon gubernur dan wakil gubernur Aceh berlangsung panas. Kedua belah pihak menyorot persoalan yang cukup sensitif.
Salah satu di antaranya seperti membahas soal penyimpangan anggaran di Badan Reintegrasi Aceh (BRA).
Baca juga: Dugaan Korupsi di BRA Kembali Dilanjutkan, Suhendri Cs di Tahan Kejati Aceh
Baca Juga: Kejati Aceh Tanggapi Permintaan Penghentian Kasus BRA
Sesuai dengan tema ‘Perdamaian dan Reformasi Hukum’, calon gubernur dan wakil gubernur Aceh Paslon 01 menyorot soal keberadaan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) yang dinilai belum mampu mensejahterakan korban konflik dan eks kombatan di Aceh.
Pertanyaan ini disampaikan oleh Cawagub Paslon 01, HM Fadhil Rahmi Lc MAg atau akrab disapa Syech Fadhil dalam sesi debat kedua yang berlangsung di Hotel The Pade, Jumat malam 1 November 2024.
“Mualem sebagai Ketua KPA, memiliki kewenangan mengusulkan pengangkatan ketua sejak 2017 hingga 2024 (sekarang-red). Pagu anggaran BRA mencapai lebih dari setengah triliun (pertahunnya-red). Pertanyaannya, sejauh mana tanggungjawab anda atas penyimpangan di BRA. Terimakasih,” kata Syech Fadhil.
Baca Juga: kasus 15 Milyar Uang Bantuan BRA di Aceh Timur Berlanjut, 82 Saksi Diperiksa
Baca Juga: Suhendri dan Lima Orang Lainnya Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Rp15,7 Miliar di Aceh Timur
Terkait hal ini, Mualem Muzakir Manaf selaku Cagub Paslon 02, mengatakan BRA sebagai wadah daripada perjuangan, wadah mantan kombatan.
“Tetapi dalam penyelenggaraannya, hantu bawa-bawa kain. SKPA, Ketua BRA semacam. Inilah yang perlu disikapi kedepan.”
“Sinkronisasi antara Ketua BRA dengan secretariat, KPA tidak nyaman. Masing-masing ada kepentingan. Itu yang perlu kita jelaskan dan ketahui.”
“Dana Otsus terbagi 5. Satu diantaranya untuk mantan kombatan. Na bacut keneuk cok, cok kombatan, ka idrop barosa,” ujar Mualem.