Infoacehtimur.com, Aceh Timur – Jalan Sikicek, Idi Rayeuk, Aceh Timur, yang dulu menjadi pusat perbelanjaan fashion yang ramai dan berdesakan, kini berubah menjadi tempat yang sepi dan sunyi. Toko-toko konvensional yang dulunya dipenuhi pembeli, kini hanya dihuni oleh kesunyian dan kekosongan. Kamis (24/7/2025).
Mulyadi, salah satu pemilik toko yang masih bertahan, mengungkapkan bahwa tokonya hampir sepi pembeli. Dalam lima hari, hanya ada empat pembeli yang datang. Ia terpaksa merumahkan dua karyawannya karena tidak sanggup membayar gaji.
“Keadaan seperti ini sudah terjadi selama satu tahun lebih. Penurunan penjualan terjadi pelan-pelan dan hampir semua toko tutup,” kata Mulyadi dengan nada sedih.
Mulyadi mengingat masa kejayaan tokonya ketika omset per hari bisa mencapai Rp 10 juta. Namun, kini omsetnya menurun drastis. Ia hanya bisa berharap agar toko-tokonya bisa bertahan.
Baca Juga: Sepinya Pembeli di Sejumlah Pasar di Kota Jelang Lebaran, Apa Penyebabnya?
Baca Juga: Karyawan Toko HP di Aceh Timur Ditangkap Akibat Penggelapan Uang Rp904 Juta!
Mulyadi juga mengungkapkan bahwa masyarakat pesisir sangat terdampak oleh penurunan daya beli. “Kami sebenarnya paling berpengaruh jika masyarakat pesisir mengalami kendala ekonomi. Sehingga daya beli di Idi Rayeuk sangat menurun,” katanya.
Mulyadi menyebutkan bahwa maraknya toko online menjadi penyebab utama toko konvensional gulung tikar. “Toko online menawarkan banyak macam merk dan harga yang sangat miring dengan toko konvensional. Persaingan bisnis ini jelas dimenangkan oleh para pedagang toko online,” ungkapnya.
Jalan Sikicek yang dulu ramai kini menjadi tempat tersepi. Toko-toko konvensional yang dulunya penuh dengan barang dagangan kini dipenuhi tempelan “dijual” dan “disewakan”. Senjakala toko-toko konvensional sudah di pelupuk mata. Harapan para pedagang untuk menghidupkan kembali toko-toko konvensional sepertinya sirna.
Sumber: Serambinews