Infoacehtimur.com / Aceh Timur – Aceh memiliki ragam tradisi yang unik dan tentunya bermanfaat warga aceh dalam menjalani kehidupan sehari sebagai manusia berperadaban. Sebagai daerah yang telah berperadaban baik sejak masa kerajaan, maka tidak heran jika aceh memiliki kekayaan budaya yang penuh keberagaman.
“Tradisi ini adalah kebiasaan baik yang diwarisi leluhur dan harus terus dilestarikan”, ucap Runi Asra jawara Runner Up Putri Kebudayaan Nusantara Aceh 2022 ketika acara kenduri tradisi di Gampong Seuneubok Pase, Kec. Sungai Raya, Aceh Timur (22/05/2022).
Ya, tradisi Khanduri Blang telah menjadi ‘agenda’ rutin petani. Tujuan dari Khanduri Blang adalah sebagai wujud syukur kepada allah terhadap rezeki hasil panen serta untuk meningkatkan kekompakan serta semangat gotong royong dalam berusaha sebagai petani.
Khanduri Blang yang telah membudaya di Aceh ini rutin dilakukan setiap selesai masa panen padi sawah. Dalam pelaksanaannya, masyarakat petani dan non petani melakukan kegiatan do’a bersama dilanjutkan dengan “pesta” makan kenduri.
Sebagai informasi, warga Gampong Seuneubok Pase, Kec. Sungai Raya menyelenggarakan Khanduri Blang pada Minggu (22/5/2022) di kawasan persawahan desa setempat.
Para warga mempersiapkan segala kebutuhan acara secara gotong royong. Bahan makanan untuk kenduri seperti nasi, lauk daging dan sayur khas Aceh dimasak di area persawahan. Setelah makanan selesai dimasak oleh para wanita, tikar yang dibawa masing-masing oleh warga segera dibentangkan.
Mulailah Imam desa dan seluruh tetua memulai acara do’a bersama untuk mensyukuri nikmat ilahi. setelah berdo’a bersama selesai, acara khanduri blang dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama.
Baca Juga : Berita Terkini Aceh Timur & Aceh
Runi Asra yang baru saja meraih prestasi pada ajang Putri Kebudayaan Nusantara Aceh 2022 menyampaikan kekagumannya akan semangat dan kekompakan masyarakat setempat. Bahkan, semangat antusiasme warga dalam Khanduri Blang itu terlihat total dari warga usia tua hingga anak usia dini.
“Anak-anak si penerus generasi harus selalu dilibatkan dan diedukasikan tentang kebiasaan yang sudah membudaya ini supaya mereka kelak tetap melestarikannya”, terang Runi Asra.