Close Menu
    info terkini

    Tiga Jemaah Haji Asal Aceh Meninggal di Tanah Suci

    June 8, 2025

    Api Mengamuk, Satu Rumah Semi Permanen di Seuneubok Rambong Ludes Terbakar

    June 7, 2025

    Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Tolak Gugatan Yuskin Syahdan Terhadap PT Atakana Company

    June 7, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    INFO ACEH TIMUR
    REDAKSI
    • Aceh
      • Info Utama
      • Aceh Tamiang
      • Aceh Utara
      • Kota Langsa
    • Aceh Timur
      • Breaking News
      • DPRK Aceh Timur
    • Nasional
      • Beasiswa
    • Internasional
      • Autotekno
    • Humaniora
      • Citizen
      • Opini
      • Sejarah
    • Info Loker
    • Indeks Berita
    INFO ACEH TIMUR
    • Aceh
    • Aceh Timur
    • Nasional
    • Internasional
    • Humaniora
    • Info Loker
    • Indeks Berita
    Home > Greenpeace Blokir Pengiriman 100.000 Ton Minyak Rusia ke Kapal Tanker Pertamina
    Aceh

    Greenpeace Blokir Pengiriman 100.000 Ton Minyak Rusia ke Kapal Tanker Pertamina

    RedaksiApril 6, 2022
    Share WhatsApp Facebook Twitter Telegram
    Greenpeace activists from Denmark, Sweden, Norway, Finland and Russia are blockading a transshipment of Russian oil at sea in northern Denmark. Swimmers and activists in kayaks and rhib boats have placed themselves in between two tankers to block them from transferring 100 000 tonnes of Russian oil, from the tanker Seaoath to the huge 330m crude oil tanker Pertamina Prime, in European waters. Greenpeace calls for global divestment and phase out of fossil fuels and an embargo of Russian fossil fuels to stop the funding of the war.
    Share
    WhatsApp Facebook Twitter Copy Link

    Infoacehtimur.com | Internasional – Greenpeace Indonesia menegaskan bahwa pembelian energi fosil dari negara agresor seperti yang sedang dilakukan Pertamina dengan membeli minyak dari Rusia, bertentangan dengan kecaman terhadap perang di Ukraina yang telah dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo. 

    “Membeli minyak Rusia berarti memberikan pendapatan bagi negara tersebut, yang besar kemungkinan akan dipakai sebagai modal untuk melanjutkan invasi tidak sahnya di Ukraina,” ucap Leonard Simanjuntak, Kepala Greenpeace Indonesia dalam keterangannya, Jumat (1/4/2022). 

    Dia mengatakan, seharusnya Indonesia yang memegang G-20 Presidency tahun ini, bersikap lebih proaktif untuk mengupayakan perdamaian, bukannya justru memanfaatkan kesempatan untuk keuntungan jangka pendek, seperti yang diperlihatkan oleh tindakan Pertamina. “Sebagai organisasi yang mengedepankan perdamaian, Greenpeace mengecam kekerasan, perang, di wilayah manapun, negara apa pun di dunia ini,” tegasnya.

    Baca Juga:

    • Geusyik di Banda Alam di Duga Ada Mengintervensi Aparatur Tak Sesuai Qanun, Ini Kata Gesyik
    • Polda Kembali Gagalkan Penyeludupan Ratusan Kilo Sabu dan Ribuan Ekstasi Jaringan Internasional Aceh – Malaysia
    • Lagi Sabu 53,6 kg Jaringan Internasional Thailand-Indonesia, Dua Tersangka Asal Aceh di Amankan

    Informasi terbaru, pihak Greenpeace mengklaim bahwa para aktivis Greenpeace dari Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia, dan Rusia tengah melakukan blokade terhadap kegiatan pemindahan minyak Rusia dari kapal ke kapal di laut di Denmark utara.

    Dengan menggunakan kayak dan perahu karet, para aktivis telah menempatkan diri mereka di antara dua supertanker dalam upaya untuk memblokir kapal tanker minyak mentah Pertamina Prime yang memiliki panjang 330 meter dari upaya mentransfer 100.000 ton minyak Rusia dari supertanker lain, Seaoath, di perairan Eropa. 

    Pihak Greenpeace mengingatkan bahwa setiap kali minyak atau gas Rusia dibeli, pendanaan untuk perang di Ukraina bertambah. Investigasi dan pelacakan yang dilakukan oleh Greenpeace Inggris telah mengidentifikasi setidaknya ada 299 supertanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak awal invasi ke Ukraina pada 24 Februari, dan 132 di antaranya menuju ke Eropa.

    Greenpeace menyerukan divestasi global dan penghentian penggunaan bahan bakar fosil dan embargo bahan bakar fosil Rusia untuk menghentikan pendanaan perang.

    Baca Juga:

    • Enam Tersangka Jaringan Narkoba Internasional Di Aman kan Polda Aceh
    • Polda Aceh Kembali Mengungkapkan Peredaran Narkoba Jaringan Internasional
    • BREAKING NEWS : Jokowi Beri BLT Minyak Goreng Rp300 Ribu untuk 20,5 Juta Orang Miskin

    Sune Scheller, Kepala Greenpeace Denmark dari atas perahu karet di Kattegat mengatakan, “Sangat jelas bahwa bahan bakar fosil dan uang yang mengalir ke dalamnya adalah akar dari penyebab krisis iklim, konflik, dan perang, yang menyebabkan penderitaan besar bagi banyak orang di seluruh dunia.

    Pemerintah-pemerintah seharusnya tidak lagi membuang uang ke bahan bakar fosil yang menguntungkan segelintir orang dan memicu perang, seperti yang terjadi sekarang di Ukraina.

    Jika kita ingin berdiri untuk perdamaian, kita harus mengakhiri ini dan segera keluar dari kecanduan kita akan minyak dan gas.”

    Sejauh ini, negara-negara Uni Eropa belum dapat mencapai kesepakatan tentang larangan impor minyak, gas, dan batu bara Rusia.

    Baca Juga:

    • Tiga Jemaah Haji Asal Aceh Meninggal di Tanah Suci
    • Api Mengamuk, Satu Rumah Semi Permanen di Seuneubok Rambong Ludes Terbakar
    • Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Tolak Gugatan Yuskin Syahdan Terhadap PT Atakana Company
    • Keakraban Nek Tu dan Bupati Al-Farlaky Diapresiasi, Videonya Viral di Media Sosial
    • Penjualan Senjata Mainan dan Petasan di Langsa Anjlok Jelang Idul Adha

    Greenpeace menyerukan kepada pemerintah untuk membuat pilihan jangka panjang dalam menanggapi perang di Ukraina, yang akan membantu menciptakan perdamaian dan keamanan, dan mengambil keputusan yang akan menciptakan masa depan yang stabil, seperti transisi cepat ke energi terbarukan dan menggandakan investasi untuk efisiensi energi.

    Energi terbarukan sekarang merupakan bentuk listrik baru termurah yang mengurangi biaya bahan bakar fosil hampir di semua tempat di planet ini.

    Sunne Scheller menambahkan, “Kita sudah memiliki solusinya dan mereka lebih murah dan lebih dapat dicapai daripada sebelumnya. Yang kita butuhkan hanyalah kemauan politik untuk secara cepat beralih ke energi terbarukan berkelanjutan yang damai dan berinvestasi dalam efisiensi energi.

    Ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja, menurunkan tagihan energi, dan mengatasi krisis iklim, tetapi juga akan mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil impor yang memicu konflik di dunia.”

    Rusia adalah pemasok bahan bakar fosil terbesar ke Uni Eropa, dan pada tahun 2021 negara-negara Eropa membayar hingga $285 juta per hari untuk minyak Rusia.

    Pada 2019, lebih dari seperempat impor minyak mentah UE dan sekitar 40% impor gas fosilnya berasal dari Rusia, begitu pula hampir separuh impor batu baranya. Impor energi UE dari Rusia bernilai €60,1 miliar pada tahun 2020.***

    Harian Aceh Info Aceh Kabar Aceh Timur kabar internasional
    Follow on Google News
    Highlights

    Tiga Jemaah Haji Asal Aceh Meninggal di Tanah Suci

    zakariaJune 8, 2025

    Infoacehtimur.com, Aceh – Tiga jemaah haji lansia asal Aceh meninggal dunia di Tanah Suci, Arab…

    Api Mengamuk, Satu Rumah Semi Permanen di Seuneubok Rambong Ludes Terbakar

    June 7, 2025

    Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Tolak Gugatan Yuskin Syahdan Terhadap PT Atakana Company

    June 7, 2025
    Media Sosial Kami
    • Facebook
    • YouTube
    • TikTok
    • Channel WA
    • Twitter
    • Instagram
    INFO this WEEK

    2 SPBU di Aceh Timur Bermasalah, Warga Kesulitan Mendapatkan BBM

    June 5, 2025

    Dana Bagi Hasil 2025 Aceh Timur Sudah Cair Rp 18,1 Miliar

    June 5, 2025

    Api Mengamuk, Satu Rumah Semi Permanen di Seuneubok Rambong Ludes Terbakar

    June 7, 2025
    INFO ACEH TIMUR

    Portal Berita Aceh Timur dan Dunia

    Facebook Instagram YouTube WhatsApp
    • Beranda
    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Privacy Policy
    Terpopuler

    18 Nelayan Aceh Ditangkap Otoritas Thailand, Ini Nama-Namanya

    May 27, 20255,534
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Beranda
    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Privacy Policy
    Copyright © 2018 - 2025 PT. Info Aceh Utama.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.