Info Aceh Timur, Aceh – Viral sebuah video memperlihatkan seorang murid dianiaya sejumlah temannya di dalam kelas.
Aksi penganiayaan tersebut seperti gaya orang-orang dewasa. Video tersebut diduga berlokasi di Pidie Jaya, Aceh.
Viral video tersebut, Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, meminta institusi pendidikan di Pidie Jaya (Pijay) secara khusus dan secara umum di Aceh untuk memisahkan murid atau siswa nakal dengan murid baik dalam ruang belajar.
Hal ini pasca video viral yang menampilkan tindakan beberapa murid MIN di Aceh memukul seorang kawannya di dalam ruangan kelas sungguh menyayat hati yang menyaksikan.
BACA JUGA: Viral Video Emak-emak Ngomel soal Poltik: Partai Aceh Kalah BPJS dan PKH Tidak Ada Lagi
BACA JUGA: Viral, Seorang Ayah di Aceh Ini Menangis Terharu Lihat Anaknya Hafal 30 Juz Al-Qur’an
“Sejumlah siswa ini memukul seperti gaya orang-orang dewasa,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) ISAD Aceh, Dr Teuku Zulkhairi seperti dilansir dari Serambinews.com, (15/1).
Menurut Zulkhairi, pemandangan yang terlihat di video persis seperti di film-film. Mereka telah mempertontonkan pukulan berkali-kali dengan berbagai gaya sampai tindakan menyeret korban.
Jadi, sepertinya memang memukul karena terinspirasi dari adegan-adegan kekerasan yang mereka tonton di video-video Gadget atau Hp pada film di Televisi.
Ketika melihat video seperti ini, langsung terbayang kepada anak sendiri jika diperlakukan seperti itu.
Maka, selaku orang tua murid harus lebih peka dan proaktif selalu untuk menasehati anak-anaknya agar menjadi anak-anak yang baik dan tidak menjadi jahat kepada orang lain.
Selain itu para pendidik atau guru juga harus mengingatkan setiap hari agar siswa-siswi tidak terlibat memukul.
Haram memukul orang lain dan siapa saja sekali kejadian terlibat tindakan memukul maka harus diambil tindakan tegas yaitu langsung dikeluarkan.
“Harus zero toleransi untuk setiap tindakan memukul,” jelasnya.
Menurut Zulkhairi, pada awal masuk ke sekolah/madrasah/dayah, harus ada perjanjian antara pihak sekolah/madrasah/dayah dengan wali murid, bahwa memukul adalah tindakan yang zero toleransi dan merupakan garis merah.
Anak-anak nakal yang suka memukul harus dipisahkan dari anak-anak baik. Mereka harus ada pendidikan khusus, dan tidak bisa digabungkan dengan anak-anak yang baik karena jika tidak maka anak-anak baik akan menjadi korban.
Para orang tua juga harus memperhatikan tontonan anak-anaknya. Jangan biarkan anak-anaknya menyaksikan adegan kekerasan di Hp atau Televisi.
“Kontrollah anak-anak kita wahai Bapak Ibu semuanya. Laksanakan fungsi kita sebagai orang tua terhadap anak-anak kita,” harapnya.
Dikatakan Teuku Zulkhairi, pihak lembaga pendidikan tidak akan berhasil dalam mendidik anak-anak jika sebagai orang tua gagal menjalankan peran untuk mendidik anak-anak. Jadi harus kerjasama.
Murid di sekolah belajar dalam waktu yang terbatas dengan guru-guru mereka.
Tapi anak-anak punya waktu yang panjang dengan orang tua mereka di rumah.
“Jadi, peran orang tua harus berjalan untuk mendidik anak, termasuk mendidik mereka agar tidak menyakiti atau membully kawan-kawannya,” ujarnya.
Sumber : Serambinews.com