Infoacehtimur.com / Nasional – Kedatangan para pengungsi Rohingya ke Provinsi Aceh, Indonesia bukan negara tujuan utama. Melainkan ada arah yang ingin dituju.
Sementara itu, Direktur HAM dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menduga, ratusan pengungsi Rohingya datang ke Indonesia via pantai Aceh terlibat dalam sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
“Pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh diatur dengan skenario oleh pihak-pihak tertentu,” kata Achsanul Habib, Jum’at (20/1) dilansir Kompascom.
Baca Juga: Total Imigran Rohingya Dalam 3 Bulan Terdampar ke Aceh Mencapai 656
Baca Juga: 184 Imigran Rohingya Kembali Terdampar
Pihak-pihak tertentu itu, kata Habib, untuk berlayar mencari negara tujuan. Indonesia dalam hal ini adalah negara transit, dan bukan negara tujuan utama.
“Jadi kita melihat pola yang sama dan umumnya adalah secondary movement dan terlibat dengan jaringan sindikat TPPO,” kata Achsanul Habib dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, jumlah pengungsi Rohingya yang tercatat mendarat di Aceh mencapai 644 orang. Data tersebut merupakan data tanggal 15 November 2022 hingga 8 Januari 2023.
Motif pengungsi Rohingya datang ke berbagai negara tujuan tersebut bukan lagi semata karena persekusi, melainkan mencari pekerjaan untuk penghidupan dan ekonomi.
Perjalanan secondary movement meninggalkan Camp Cox’s Bazar di Bangladesh ini tentu merupakan perjalanan yang berbahaya karena melibatkan banyak pihak yang juga tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, Kemenlu RI bersama dengan negara lain bakal fokus meningkatkan kapasitas negara di kawasan demi mencegah adanya penggunaan jaringan untuk menjerat para pengungsi tersebut ke dalam sindikat TPPO.
“Kaitan dengan TPPO, ini akan kita cari bagaimana meningkatkan kapasitas. Dan akan kita bahas bersama negara anggota Bali Process dan yang lainnya,” ucap Habib.
Sebagai informasi, terdamparnya kelompok Rohingya di Aceh bukan kali pertama ini terjadi.
Berdasarkan catatan Kompas.id, Rohingnya pertama kali mendarat di Aceh pada 2011. Kala itu, warga setempat menyebut mereka sebagai manusia perahu.
Kendati demikian, gelombang Rohingnya terus tiba hingga awal 2023. Tercatat, sudah belasan kali mereka masuk ke Aceh dengan total penumpang 1.802 orang sejak 2011.
Baca Juga: Diduga Adanya Pergerakan Kapal Rohingya di Kawasan Pulau Rondo Sabang
Baca Juga: Rohingya Digiring Oleh Pihak Asing ke Aceh, Diselundupkan ke Malaysia, Begini Kata Kemlu