Info Aceh Timur, Sabang – Eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti ikut merespon sebuah video viral yang memperlihatkan seorang remaja di Sabang dirujuk ke Banda Aceh menggunakan boat nelayan.
Respon tersebut disampaikan Susi Pudjiastuti dalam unggahan di akun Twitter pribadinya, Minggu (6/8/2023).
Melalui video berdurasi 1 menit 27 detik itu, disebutkan dalam keterangan yang diunggah, seorang remaja pria tidak diizinkan naik ke kapal penyebrangan oleh seorang oknum petugas kapal.
“Pasien dari Sabang, ia harus ditumpangi boat nelayan untuk menyeberang ke Banda Aceh karena diduga tak diizinkan naik ke kapal motor penyeberangan oleh seorang oknum petugas. Bayangkan kalau ini Anak Anda. Keadilan harus di tegakkan!,” demikian keterangan yang diunggah.
BACA JUGA: Viral, Seorang Remaja Sabang Dirujuk ke Banda Aceh Pakai Boat Nelayan, Diduga karena Oknum Petugas
Video yang telah disaksikan lebih dari 300 ribu kali tayangan itu ternyata sampai ke telinga Susi Pudjiastuti.
Pada unggahan terbarunya, Susi Pudjiastuti ikut merespon video viral tersebut.
Ia tampak sedih melihat kondisi sang remaja yang ditolak naik kapal penyebrangan sehingga harus menyebrang menggunakan boat nelayan.
Sembari meretweet ulang postingan tersebut, Susi lantas menuliskan lima emoji menangis.
Diberitakan sebelumnya, seorang remaja berusia 13 tahun asal Sabang berinisial MAA harus ditumpangi menggunakan boat nelayan saat dirujuk dari Sabang ke Rumah Sakit Jiwa RSJ Aceh di Banda Aceh, Kamis (3/8/2023).
MAA harus dirujuk ke RSJ Aceh di Banda Aceh karena disebut-sebut kambuh suatu penyakit yang sudah dialami sejak kecil.
Sementara itu, ia harus ditumpangi ke boat nelayan untuk menyeberang ke Banda Aceh karena diduga tak diizinkan naik ke kapal motor penyeberangan oleh seorang oknum petugas.
Video MAA yang sedang sakit dibawa menggunakan boat nelayan pun viral di media sosial, setidaknya di kalangan masyrakat Sabang.
Dalam video yang juga diterima Serambinews, Jumat (4/8/2023), remaja ini tampak berbaring di dalam boat yang dipangku sang abang.
Di dalam boat nelayan juga tampak dua pria duduk di belakang. Satu di antaranya menyetir boat nelayan tersebut.
Remaja ini diduga harus ditumpangi ke boat nelayan akibak oknum Pegawai PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) di Pelabuhan Balohan Sabang menolak memberikan layanan penyeberangan lintas Sabang – Banda Aceh kepada pasien itu.
Eliyani(39) Ibu Azis saat di konfirmasi oleh serambinews.com, membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, Oknum ASDP yang di ketahui sebagai supervisi lintasan Balohan – Ulee Lheu melarang anaknya untuk naik ke Kapal Ferry yang berangkat pada Kamis, (3/4/2023) pukul 17.30 WIB.
“Kapal BRR baru saja berangkat, karena anak saya dalam kondisi urgen, setelah dikonfirmasi, kapten kapal bersedia putar balik untuk menunggu pasien. Tapi Oknum pegawai ASDP yang berjaga di pelabuhan melarang kapal untuk putar balik,” ujarnya Eli.
Menurut Eliyani, pihak ASDP dalam hal ini sepervisi lintas balohan – Sabang itu melarang anaknya dinaikkan ke KMP BRR karena tidak memiliki surat rujukan dari rumah sakit.
“Anak saya sudah menjelaskan kepada penjaga surat rujukannya via online yang langsung di kirim pihak dokter Sabang kepada rumah sakit tujuan di Banda Aceh, akan tetapi oknum tersebut enggak merespon dengan baik,” ungkapnya.
Pasien Rujukan tidak terangkut KMP, Pj Wali Kota Sabang Bilang Begini
Sempat tersiar kabar ada pasien rujukan tidak terangkut KMP BRR, dan harus dibawa menggunakan speedboat dari Pelabuhan Balohan menuju Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh.
“Terkait dengan berita pasien yang tidak terangkut oleh KMP BRR, saya sebenarnya sangat menyayangkan hal itu terjadi, dan saya juga sangat memahami kalau masyarakat marah dengan situasi ini. Karena sudah seharusnya pasien mendapat prioritas utama untuk diberangkatkan,” kata Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi, Sabtu (5/8/2023).
Selanjutnya, kata dia, Pj Wali Kota Sabang telah berkoordinasi dan meminta informasi serta penjelasan kepada pihak pengelola kapal dalam hal ini PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), untuk menjelaskan secara terbuka mengenai kabar yang beredar.
“Kita menginginkan kejadian seperti ini tidak terulang kembali, kita juga memahami pihak otoritas pelabuhan/kapal punya prosedur sesuai ketentuan yang berlaku, bagaimana SOP kapal kembali ke pelabuhan. Karena menurut informasi dari pihak pelabuhan dan video singkat yang beredar, pada saat itu kapal memang sudah berlayar,” tegasnya.
Namun, Reza Fahlevi meminta agar pihak ASDP mengambil tindakan tegas terhadap petugasnya, jika ditemukan adanya kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh oknum dimaksud.
“Kepada masyarakat Kota Sabang, saya mohon agar kita dapat melihat masalah ini secara utuh,” urai dia.
“Bisa jadi terdapat mis-komunikasi pada kejadian kemarin. Kita tunggu penjelasan dari pihak ASDP bagaimana duduk persoalannya dan apa tindakan yang akan diambil,” ujarnya.
Menurutnya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah puluhan tahun bersama masyarakat Kota Sabang berlayar menyeberangi rute Balohan-Ulee Lheue.
Selama ini pula orang sakit, ambulan, dan sembako selalu menjadi prioritas dalam penyeberangan.
“Kita harus berpikir ini secara lebih jernih, karena kita tau sudah puluhan tahun ASDP melayani masyarakat Sabang dan selama ini selalu mengangkut penumpang terutama hal yang diprioritaskan,” tandasnya.
“Terkait kejadian kemarin, kalau memang ada kesalahan dari petugas, tentu kita mengharapkan ASDP mengambil tindakan yang tegas,” tutupnya.
Sumber Artikel : SerambiNews.com