Infoacehtimur.com, Langsa – Praktik prostitusi di Langsa, melalui investigasi ini beragam modus operandi, ada yang melalui sistem online via aplikasi sosial media dan ada juga melalui perantara mucikari.
Prostitusi atau dikenal dengan sebutan Open BO di Kota Langsa sepertinya menjadi hal yang dilumrahkan, bagaimana tidak pemandangan miris yang telah merusak suasana indah Kota Langsa terus terjadi hingga melibatkan anak bawah umur.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan media Jeumpa.com, prostitusi di Kota Langsa dilakukan dengan beragam modus operandi, ada yang melalui sistem online via aplikasi sosial media dan ada juga melalui perantara mucikari.
Ironisnya, yang menjadi pemuas nafsu lelaki hidung belang itu justru didominasi anak bawah umur dan remaja perempuan usia 20 tahunan. Mereka kerap wara wiri atau membuat pertemuan dengan calon pelanggannya di suatu tempat untuk proses transaksi.
BACA JUGA: Bea Cukai Langsa Tangkap Terduga Pelaku Pemasok 300 Ribu Batang Rokok Ilegal
BACA JUGA: Lowongan Kerja ke Jepang Khusus Untuk Warga Langsa Aceh, Syaratnya Simpel Ini Dia
Kemudian, investigasi media ini juga ditemukan pada jam tengah malam anak-anak pelaku prostitusi diantar oleh temannya ke seputaran lapangan merdeka dan depan Pendopo Walikota, kemudian dijemput oleh pemesannya menggunakan mobil lalu pergi.
Terakhir, Media ini juga telah melakukan investigasi ke salah satu rumah diduga tempat berkumpulnya anak bawah umur terlibat prostitusi di salah satu Gampong Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa.
Tampak rumah tersebut ditemukan beberapa anak perempuan kisaran usia 14-15 tahunan diduga diperjualbelikan untuk kegiatan prostitusi.
Seorang narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan dirumah itu kerap dijadikan tempat berkumpulnya orang luar atau bukan warga gampong setempat.
“Rumah itu setiap malam rame keluar masuk perempuan dan sering dijemput laki-laki, sudah meresahkan juga bagi kami masyarakat” Ungkapnya kepada Jeumpa.com, Rabu (27/03/2024).
Narasumber lainnya juga mengatakan, aktivitas tersebut sudah lama berlangsung, kemudian ia serta warga sekitarnya berharap pemerintah mengambil sikap untuk menanggulangi hal itu.
“Kegiatan mereka sangat mengganggu, harapan kami tolong sampaikan ke pemerintah Kota Langsa agar ditindaklanjuti lah, lama-lama gerah kami lihatnya” Pintanya.
Kasatpol PP dan WH Kota Langsa, Rudi Selamet saat dikonfirmasi Jeumpa.com belum memberi tanggapan apapun. Kemudian media mencoba konfirmasi ke Kabid Tibum dan Trammas, Koko Hendrawansyah, mengatakan fenomena tersebut sangat ironis.
“Tentu kita sangat menyayangkan ya bg, apalagi melibatkan anak dibawah umur,” Ucap Koko.
Ketika disinggung apakah Pemko Langsa sudah melakukan langkah-langkah dalam mengatasi perihal itu, Koko hanya mengatakan bahwa bidang itu ranahnya Wilayatul Hisbah (WH).
“Untuk penertiban prostitusi secara teknis ditangani oleh bidang peraturan perundang-undangan atau bidang WH, Satpol PP bersama instansi terkait seperti TNI/Polri sering melakukan razia dan penangkapan. Cuma kalau untuk lebih detailnya bisa komunikasi langsung dengan kabid WH,” lanjut Koko.
Hingga berita ini tayang, Media belum menerima konfirmasi dari Danton WH Kota Langsa, Heri dikarenakan yang bersangkutan sedang dirawat di Rumah Sakit.
Informasi tambahan, saat ini Kota Langsa sedang dilanda beragam masalah penyakit masyarakat (Pekat). selain prostitusi, juga terdapat eksploitasi anak untuk mengemis, anak seusia SD kerap ditemui hingga tengah malam mengemis dari satu tempat ke tempat lainnya.
menjamurnya gepeng, tawuran antar remaja tiap malam minggu dan balap liar serta terganggunya fasilitas umum seperti Taman Bambu Runcing yang kerap dijadikan tempat menginap anak-anak gepeng, dan taman krueng yang kerap dijadikan tempat bagi pasangan bermaksiat. (Nj)
ARTIKEL INI ADALAH INVESTIGASI JURNALIS JEUMPA.COM