
Infoacehtimur.com / Aceh – Permainan lato-lato yang sedang booming di Indonesia, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur menyebut, permainan tersebut sangat berbahaya.
Dikutip Antara, permainan tersebut berpotensi mengancam jiwa yang memainkannya maupun yang menontonnya.
“Permainan ini berbahaya, bahkan kerap makan korban akibat tali bola lato-lato putus. Jadi, kami melarang permainan ini dimainkan di lingkungan madrasah, baik ibtidaiyah, tsanawiyah, maupun aliyah,” katanya.
Baca Juga: Keterbatasan Alat Praktik Simulator Kapal, SMKN 1 Julok Kunjungi SMKN 6 Lhokseumawe
Baca Juga: Politeknik Lhokseumawe Terima Kunjungan Siswa SMKN 1 Indra Makmu
Salamina berharap pihak madrasah untuk mengontrol dan mengawasi setiap gerak-gerik anak didik, baik dalam kelas maupun ketika berada di luar kelas, seperti pekarangan kantin saat jam istirahat dan lingkungan mushalla waktu shalat, agar anak-anak tidak bermain lato-lato
Selain itu, kata dia, permainan lato-lato membuat kebisingan. Ketika lato-lato dimainkan secara kencang, semakin besar suara yang dihasilkan. Kebisingan tersebut mengganggu proses belajar mengajar peserta didik di madrasah.
Menurut dia, selain menimbulkan suara bising, tali lato-lato yang dimainkan secara kencang berpotensi putus. Saat tali putus, bola lato-lato terlempar tidak terkontrol. Hal ini bisa membuat bola lato-lato mengenai wajah yang memainkannya maupun yang menontonnya.
“Apabila bola lato-lato terlempar ke wajah, lebih bahayanya lagi jika terlempar kuat hingga mengenai mata pemain dan yang menontonnya, bukan tidak mungkin bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Oleh karena itu, kami melarang permainan ini di lingkungan madrasah,” kata Salamina.
Ia mengatakan larangan itu dikeluarkan menyusul insiden permainan lato-lato di sejumlah daerah yang memakan banyak korban. Korban lato-lato mayoritas usia raudhatul athfal atau taman kanak-kanak maupun madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar.
Untuk mencegah lato-lato dimainkan di madrasah, maka guru harus memeriksa tas anak didik serta melakukan razia rutin. Hal ini dilakukan agar lingkungan madrasah bebas permainan lato-lato,” kata Salamina.
Baca Juga: Aneka Lomba Keagamaan Warnai Peringatan Maulidur Rasul di SMKN Taman Fajar
Baca Juga: Dewan Pakar KAHMI Bekali Pengetahuan Organisasi OSIS SMKN Taman Fajar