
Info Aceh Timur, Aceh – Etnis Rohingya berbondong-bondong mengungsi ke Indonesia, diduga ada kaitannya dengan penemuan cadangan Minyak dan Gas (Migas) sebanyak 4,68 milliar barel di Provinsi Aceh.
Penemuan migas itu tepatnya berada di sumur Eksplorasi Layaran-1 South Andaman. Lokasi tersebut sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara, Indonesia.
Cadangan migas jumbo ini diklaim melebihi cadangan di Arab Saudi, warganet menyebut etnis Rohingya akan dijadikan alat propaganda oleh negara barat.
Dalam konteks geografi, negara yang masuk menjadi bagian dari bangsa Barat adalah Inggris, Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru dan negara-negara Uni Eropa.
BACA JUGA: Ulama Berharap Presiden Jokowi Selesaikan Masalah Rohingya di Aceh: Ini Harapan Saya
BACA JUGA: Ketua IKA SMAN Unggul Aceh Timur Apresiasi Aksi Mahasiswa Terkait Rohingya
Dilansir akun instagram @merindink, saat mengunggah informasi penemuan cadangan migas di Aceh, yang jumlahnya mengalahkan Arab Saudi.
Jauh sebelum temuan migas jumbo, warganet juga menyebut diduga telah dirancang oleh negara-negara adidaya yang memiliki inovasi teknologi dan penelitian ilmiah.
“Ada hubungannya sama berbondong-bondong Rohingya ke Aceh gak ya?,” komentar cie.agriasari, yang dikutip Infoacehtimur.com, pada postingan akun instagram @merindink, Selasa (2/1/2024).
“Ada, penjajahan,” balas dymasqueee. Komentar pada postingan itu pun telah menjadi tempat diskusi dan konspirasi warganet.
“Jangan jadi provokator penebar fitnah kait-kaitin dengan Rohingya, kasus Rohingya udah lebih duluan dibanding penemuan tambang migas,” komentar stari_awan17.
“Udah jauh-jauh hari mereka punya alat canggih sudah terpantau jadi mereka sudah banyak persiapannya dibanding kita. Coba yang logis aja perampok mau rampok rumah ga ada yang kebetulan pasti sudah diincar terlebih dahulu pake strategi dulu yang matang baru mereka merampok. Kaya kita sendiri mau beli barang mahal pasti mikir dulu bisa nunggu discount bisa nyicil bisa kumpulin dulu dan lain-lain. Sesuatu hal harus dipikir matang dulu,” balas dwihendrow.***