Infoacehtimur.com | Inrernasional – Yoon Suk-yeol, seorang Mantan jaksa yang berperan memenjarakan dua mantan presiden dan pimpinan konglomerat Samsung atas tuduhan korupsi, terpilih sebagai presiden baru Korea Selatan dalam pemilihan umum, Rabu (9/3/2022).
Yoon, seorang konservatif, menggantikan Moon Jae-in, yang tidak bisa lagi mencalonkan diri setelah memerintah dua periode.
Dia terpilih menjadi presiden Korea Selatan setelah unggul hanya satu persen dari saingannya Lee Jae-myung, menunjukkan terbelahnya perpolitikan di Negeri Ginseng.
Sosok Yoon yang tidak lekat dengan dunia politik dilihat sebagai pemandangan baru bagi rakyat Korea Selatan yang tidak puas dengan pemerintahan presiden Moon Jae-in dan Partai Demokratnya yang diguncang sejumlah skandal dan dianggap gagal dalam sejumlah kebijakan.
Baca Juga:
- Rakyat Aceh Menggugat Demo Kantor Gubernur: Tolak Batalyon, Minta Tanah Blang Padang Dikembalikan
- Jumlah Pengungsi Rohingya di Aceh Timur Terus Berkurang
- Bupati Aceh Timur Pimpin Rapat Evaluasi RPJM, Pastikan Pembangunan Daerah Berjalan Lancar
- PBVSI Aceh Timur Gelar Seleksi Atlet Pra PORA 2025
- Ngamuk! Kapal Dagangnya Diserang, AS Kirim 300 Tentara Serbu Aceh
“Sampai saat ini, saya tidak pernah membayangkan memasuki politik,” kata Yoon dalam pidato kampanye baru-baru ini. “Tetapi orang-orang menempatkan saya pada posisi saya sekarang, dalam misi untuk menyingkirkan Partai Demokrat yang tidak kompeten dan korup dari kekuasaan.”
Beberapa kalangan menyamakan Yoon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump, terutama dari sisi pandangan dan pengalaman di perpolitikan negara masing-masing.
Dia memiliki sikap yang lebih konfrontatif terhadap beberapa isu luar negeri dibanding pendahulunya, dan telah berjanji untuk menghapus kementerian gender dan keluarga, menyalahkan feminisme atas rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan.
“Yoon seperti Trump,” kata Kim Hyung-joon, seorang ilmuwan politik di Universitas Myongji di Seoul sebagaimana dilansir New York Times. “Dia adalah orang luar yang berlari untuk menggoyahkan kelompok yang berkuasa.”