Infoacehtimur.com, Aceh Timur – Anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaky, mengatakan, kuliner para indatu perlu untuk dilestarikan, sebagai peninggalan cita rasa makanan sejarah bagi generasi Aceh di masa akan datang.
“Kuliner Aceh seperti gule pliek, kuah beulangong, asam u, asam udeung, keumamah, ini bagian khazanah kuliner yang wajib kita lestarikan,” kata Iskandar Al-Farlaky.
Hal itu disampaikan saat memberi kata sambutan pada Festival Kuliner Aceh yang dipusatkan di lapangan Ampon Chik Thayeb Peureulak, Selasa (10/8/2022), yang dilaksanakan Disbudpar Aceh.
Dihadapan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Plt Sekda Aceh Timur, para Kepala OPD Kabupaten Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, yang juga Ketua Komisi 1 DPRA dari Fraksi Partai Aceh, mengatakan, Festival Kuliner Aceh Timur, menjadi momen penting bagi pengusaha UMKM di Aceh Timur untuk menunjukkan produknya kepada khalayak ramai.
Pemerintah, kata Iskandar, bertanggungjawab mendorong kemajuan dan mempromosikan UMKM di Aceh agar bangkit. “Jangan sampai produk khas Aceh Timur, diklaim oleh daerah lain, seperti pisang sale, bandeng presto dan aneka kuliner lainnya warisan para indatu,” ujar poltisi muda ini.
Buka Update: Berita Aceh Timur dan Aceh
- Anggota TNI Bertugas di Kodam Iskandar Muda Aceh Ditangkap Polisi, Ini Kasusnya
- Hasil Reposisi AKD, Iskandar Al-Farlaky Ketua Komisi 1 DPRA
- Sumut Caplok Empat Pulau di Singkil, “Sejak 2018 sudah kita ingatkan” Iskandar Usman Al-Farlaky
Rumoh Aceh yang telah diresmikan, ungkap Iskandar juga diharapkan bisa menjadi pusat edukasi dan wahana belajar sejarah bagi generasi muda.”Sebagai putra daerah Peureulak, saya juga berharap kepada Disbudpar Aceh, agar memperhatikan sarana dan prasarana serta Makam Sultan Alaidin Said Maulana Abdul Azis Syah, yang merupakan Kerajaan Islam pertama di Asia yang kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, ” ungkap Iskandar.
Sementara itu, Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal, merespon positif semua usulan yang disampaikan oleh Anggota DPRA Iskandar Usman Al-Farlaky. “Untuk cagar budaya kita sepakat, Makam Sulthan Alaidin Said Maulana Abdul Azis Syah, sebagai ikon masuknya Islam pertama di Nusantara harus kita jaga dan lestarikan fungsinya sebagai wisata sejarah dan untuk mengenal jatidiri kita,” ungkap Almuniza.
“Saya berharap setelah even Festival Kuliner Aceh Timur ini ada diskuisi konkrit antara eksekutif dan legislatif, dan Disbudpar Aceh, untuk mencari solusi agar cagar budaya dan destinasi di Aceh benar-benar bisa dimamfaatkan maksimal fungsinya, ” ungkap Almuniza.
Untuk Rumoh Aceh, yang telah diresmikan ungkap Almuniza, ia berharap dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi dan silaturahmi berbasis Syariat Islam bagi pemuda pemudi Aceh Timur.
Selain itu pemerintah berupaya membuat legalitas pengakuan terhadap makanan khas Aceh sebagai kuliner khas Aceh warisan indatu.
Efek lain dari even ini selain mengembangkan dan menjaga kebudayaan dari sisi kuliner, juga membantu pengusaha UMKM agar terus berkarya meningkatkan produknya dalam rangka meningkatkan perekonomian.
Karena dalam even Aceh Kuliner Festival yang telah digelar beberapa waktu lalu, semua kabupaten kota di Aceh ikut menampilkan kuliner khas daerah masing-masing, yang mampu menyerap 100 ribu pengunjung dan transaksi keuangan mencapai 6,3 miliar.
Dalam even yang berlangsung dua hari ini (9-10/2022) ini juga menampilkan berbagai hiburan atraksi budaya, khanduri makanan tradisional, dan menyajikan aneka ragam kuliner khas Aceh Timur.(*)