Infoacehtimur.com, Internasional – Mohammad Sinwar, adik dari Yahya Sinwar, disebut-sebut akan menggantikan kakaknya untuk memimpin sayap militer Hamas, kelompok pejuang perlawanan Islam di Gaza.
Kabar tentang pergantian kepemimpinan ini mencuat setelah Yahya Sinwar gugur dalam pertempuran dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 17 Oktober 2024, waktu setempat.
Dikutip dari berbagai sumber media asing, gugurnya Yahya Sinwar membuka jalan bagi Mohammad Sinwar untuk mengambil alih kendali Hamas di Gaza.
Meski demikian, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa operasi militer akan terus berlanjut meskipun pemimpin Hamas telah tewas.
BACA JUGA: Tak Kalah Unik, Festival Takbir Keliling di Aceh ada yang Cosplay Jadi Pejuang Hamas
BACA JUGA: Gadis Israel Disandera Hamas ‘Jatuh Cinta’ kepada Pejuang al-Qassam, Tatapannya Jadi Sorotan
Mohammad Sinwar, yang kini berusia 49 tahun, dinilai sebagai calon kuat untuk memimpin Hamas, meskipun sebelumnya diyakini telah tewas pada tahun 2014.
Sekilas tentang Mohammad Sinwar, Panglima Perang Hamas di Gaza
Mohammad Sinwar, kelahiran 1975 di kamp pengungsi di Khan Younis, Gaza Selatan, diperkirakan akan menggantikan kakaknya sebagai pemimpin Hamas.
Dia saat ini menjabat sebagai komandan Brigade Izz al-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, yang menyediakan kemampuan tempur bagi kelompok tersebut.
Ia naik menjadi komandan setelah Mohammed Deif, pemimpin sebelumnya, syahid dalam serangan udara Israel pada 13 Juli.
Brigade Izz al-Din al-Qassam sendiri telah terdaftar serta ditetapkan sebagai organisasi teroris sejak 2003 oleh sebagian negara pro-israel, dan memperkuat sayap militer Hamas, terpisah dari sayap politik organisasi itu.
Pada tahun 2014, Mohammad Sinwar pernah diyakini tewas dalam serangan udara Israel selama Operasi Protective Edge, yang berlangsung tujuh minggu. Namun, sembilan tahun kemudian, bukti baru menunjukkan bahwa ia mungkin masih hidup.
Pasukan Israel menemukan dokumen militer pada 10 November 2023 di kompleks pelatihan Hamas, yang diklaim terkait dengan keluarga Sinwar.
Lalu, pada 17 Desember 2023, sebuah video dirilis oleh tentara Israel yang memperlihatkan seseorang yang diduga sebagai Mohammad Sinwar sedang bepergian melalui sebuah terowongan di perbatasan Gaza-Israel, menunjukkan kemungkinan bahwa ia masih hidup.
Analis hubungan internasional dari Australia, Michael Shoebridge, menilai bahwa Mohammad Sinwar mungkin akan diangkat sebagai pemimpin berikutnya.
Jika hal ini terjadi, menurut Shoebridge, Hamas kemungkinan akan melanjutkan perjuangan dalam “perang yang semakin apokaliptik melawan Israel, yang memperburuk penderitaan warga Gaza.
Namun, Shoebridge juga mencatat bahwa ada kemungkinan para pemimpin politik Hamas yang tinggal di Qatar bisa mengambil alih kepemimpinan, mengingat mereka telah lama berada di sana.
Ia menambahkan bahwa kepemimpinan di Gaza adalah hal yang tidak biasa, kecuali karena peran sentral Yahya Sinwar dalam serangan 7 Oktober.***
Editor: Ilham