INFOACEHTIMUR.COM | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyebut bahwa mayoritas kasus terinfeksi varian Omicron berasal dari orang-orang yang sudah divaksinasi lengkap.
Menurut Kemenkes, tak hanya didominasi orang yang sudah divaksinasi lengkap, kasus infeksi Omicron di Indonesia juga disebut tak bergejala hingga miliki geala ringan saja.
Menurut juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi kondisi tersebut dikarenakan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19 varian Omicron.
Namun demikian, Nadia juga menjelaskan bahwa vaksinasi saja belum cukup.
Untuk menjamin aman dari terpaparnya virus tersebut harus juga dibarengi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Namun, upaya vaksinasi saja tidak cukup. Harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan ketat untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan Covid-19 kepada orang lain,” ucap Siti Nadia Tarmizi dikutip PR Depok dari PMJ News 9 Januari 2022.
Lebih lanjut Nadia menjelaskan, secara kumulatif kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi.
Serta mayoritas kasus yang dikonfirmasi terinfeksi omicron adalah mereka yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 lengkap.
Terhitung 99 persen kasus omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala.
Adapun juga 97 persen kasus ini didominasi oleh para pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta.
Nadia juga merekomendasikan perawatan berupa perubahan tatalaksana pada pasien asimtomatik dan gejala ringan.
Contohnya seperti penambahan obat molnupiravir dan paxlovid untuk gejala ringan.
“Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit,” ucap Siti Nadia Tirmizi.
Tak hanya itu, Kemenkes juga merekomendasikan asesmen kebutuhan oksigen konsentrator atau isotank di daerah dengan peningkatan kasus perawatan, seperti di daerah Jakarta, Jawa Barat, dan juga Sulawesi Utara.
Nadia juga menyebutkan gejala yang paling banyak dialami adalah batuk dan disertai pilek, dari kebanyakan kasus omicron.
“Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek,” ungkap Siti Nadia Tarmizi.***
Sumber : Pikiran-Rakyat