Secara nyata, saat ini dunia telah memasuki era baru yang dikenal sebagai era digital 4.0. Dimana telah banyak perubahan – perubahan yang terjadi hingga saat ini, begitu juga dengan sosok seorang pemimpin yang harus dapat menyesuaikan perkembangan zaman di era digital 4.0.
Model kepemimpinan yang itu sifatnya masih konvensional dan tidak relevan harus mulai diubah sesuai dengan perkembangan era yang ada. Seorang pemimpin di era digital 4.0 juga harus menjadi sosok yang peka terhadap perkembangan teknologi saat ini. Yang mana seorang pemimpin di era digital harus mampu menampilkan sosok inovatif dan jauh berpikir visioner. Karena idealnya seorang pemimpin harus dapat menjadi problem solver yang baik terhadap organisasi ataupun perusahaan yang dipimpinnya.
Berbicara tentang digitalisasi, pastinya tidak lepas dengan yang namanya teknologi, riset, dan juga data. Seorang pemimpin di era digital saat ini dapat mengambil keputusan berdasarkan data. Mereka juga cenderung lebih transparan dalam pengambilan setiap keputusan dan juga menyebarkan hasil dari setiap keputusan tersebut ke seluruh elemen organisasi ataupun perusahaan yang bersangkutan. Semakin berkembangnya teknologi, semakin beragam pula penemuan – penemuan yang dilakukan oleh seseorang.
Pemimpin nasional harus mampu menunjukkan kinerja yang kreatif (Subagyo, 2017).
Pemimpin di era digital saat ini harus dapat menunjukkan kreativitas dalam setiap keputusan yang akan diambil. Karena melihat persaingan pasar yang semakin tinggi, pastinya setiap organisasi ataupun perusahaan memiliki keinginan kuat untuk memenangkan persaingan yang ada di pasaran. Maka dari itu dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat menciptakan kreasi baru atas setiap keputusan yang telah ditetapkan.
Pemimpin di era digital juga harus memiliki pemikiran yang transformatif. Dimana mereka harus dapat mendorong perubahan kearah yang bersifat nyata. Serta menjadikan setiap usaha dan kegiatan yang dilakukan memiliki nilai transformatif, ada pembaharuan pada setiap kinerja yang dilakukan.
Baca juga: Memilih Harapan Baru, Bukan yang “Hanjeut Ta Harap”
Selain transformatif, seorang pemimpin di era digital memiliki sifat yang transparatif. Dimana setiap strategi dan keputusan yang diambil bersifat transparan, atau terbuka dan dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan. Hal ini lebih mengutamakan kepentingan bersama yang sifatnya terbuka, serta menolak dengan tegas korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Setiap pemimpin era digital juga harus sigap dan tanggap di tengah organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya, baik itu secara fisik maupun nonfisik. Hal tersebut dapat menjadi sarana interaksi antara pemimpin dan bawahannya, agar komunikasi diantara mereka dapat tetap terjaga dengan baik. Sehingga permasalahan akan dapat minim terjadi.
Berbicara tentang komunikasi, komunikasi merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemimpin era digital. Melihat banyaknya teknologi dan media yang ada pada era digital saat ini, apapun bisa dilakukan dan dimanipulasi. Maka dari itu tantangan terbesar seorang pemimpin di era digital adalah membangun dan menjaga komunikasi dengan orang – orang yang bersangkutan terhadap dirinya.
Karena pada saat ini dengan kemudahan teknologi yang ada, membangun sebuah komunikasi terlebih pada diri seorang pemimpin bisa dikatakan cukup mudah karena banyaknya media yang dapat digunakan. Namun komunikasi yang telah dibangun sedemikian rupa akan dapat hancur apabila seorang pemimpin melakukan sebuah kesalahan walau sekecil biji kacang.
Baca juga: MELIRIK CALON PENGKHIANAT ACEH DI GERBANG PEMILU 2024
Karena dengan teknologi yang ada saat ini, suatu hal yang itu sifatnya tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Maka dari itu, alangkah baiknya seorang pemimpin di era digital saat ini lebih berhati – hati dalam pengambilan setiap keputusan dan tindakan yang ada.
Namun seorang pemimpin juga harus tetap mengedepankan akal dan logikanya supaya tidak terdapat kesalahan dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambilnya.
Karena apa yang pemimpin tersebut lakukan dapat berpengaruh kepada diri mereka sendiri bahkan orang – orang terdekat mereka juga.
Referensi
Subagyo, A. (2017). KEPEMIMPINAN NASIONAL UNTUK GENERASI MILENIAL. ejournal fisip unjani, 8-10.
Tulisan dari M Gana Zidni Naufal mahasiswa aktif Universitas Airlangga program studi Ilmu Komunikasi, tidak mewakili pandangan dari redaksi.
Tulisan ini juga telah tayang di Kumparan