ACEH TIMUR / CITIZEN – Pada dasarnya banjir sudah menjadi hal biasa setiap tahunnya yang terjadi di wilayah Aceh Timur dan Aceh Utara, namun hal ini tidak bisa dikatakan dengan kalimat banjir tahunan saja, hal ini mengingat meningkatnya daerah-daerah yang dilanda banjir semakin meluas di kedua wilayah tersebut bahkan sudah meluas ke wilayah kota Langsa.
Banjir yang saat ini terus menerus di daerah pedalaman Aceh Timur seperti halnya di kecamatan Lokop dan Alue Ie Mirah. Beberapa tahun yang lalu katakanlah sekitar tahun 2009-2015 kita kurang terdengar di daerah pedalaman seperti halnya Lokop dan Alue Ie Mirah banjir dan ini sangat berdampak daerah tersebut akibat banjir sampai mengakibatkan longsor.
Dampak banjir dan longsor kali ini di daerah Lokop dan Alue Ie Mirah, hal ini ini terjadi tidak terlepas akibat penebangan hutan secara besar-besaran secara ilegal maupun secara resmi seperti halnya penebangan hutan untuk menanam kelapa sawit baik yang dilakukan warga maupun yang dilakukan perusahaan perkebunan kelapa sawit (PPKS) yang ada daerah tersebut.
Dikatakan Irwanda, Sekretaris Dewan Eksekutif Mahasiswa STAI Tgk Chik Pante Kulu Banda Aceh dan juga seorang pemuda aceh timur yang datang ke daerah tersebut mengantarkan bantuan banjir tahun lalu, mengajak kepada seluruh warga untuk terus menjaga dan melindungi hutan-hutan yang ada.
Hal tersebut diungkapnya mengingat potensi alam Aceh Timur sangat bagus dan harus terus dijaga hutan dengan baik agar tidak lagi terjadi banjir secara terus menerus akibat penebangan hutan secara besar-besaran.
“Jika kita tidak menjaga dari sekarang, kapan lagi ?. Mari Bersatu padu kita menjaga hutan dengan baik. Saya juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Timur untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar jangan menebang hutan secara illegal sehingga mengakibatkan dampak banjir kepada masyarakat,” ucap Irwanda.
Ia mengulang sepotong pembicaraan yang diucapkan oleh salah seorang pendatang dari Kuala Simpang yang datang ke Alue Mirah pada tahun 80an. Pendatang tersebut menyebutkan bahwa daerah Alue Ie Mirah sangat hijau dan lebat dengan hutan namun sekitar tahun 2018 daerah tersebut sudah gundul dan dipenuhi dengan pohon kelapa sawit.
Irwanda juga menuturkan jika masyarakat terus menerus menebang hutan hingga gundul, maka kemungkinan banjir akan terus meningkat. Selanjutnya banjir akan berdampak bagi masyarakat itu sendiri seperti berakibat rumah rusak, harta benda habis, ekonomi morat-marit yang beeujung ancaman kemiskinan masyarakat di Aceh Timur akan terus bertambah dan tertinggal dengan daerah lain yang ada di Aceh.