
Info Aceh Timur / Nasional – Dinas Peternakan Aceh memamerkan alat IB berteknologi Artificial Intelligence (AI) VIB-H pada Pekan Nasional Kontak Tani dan Nelayan Andalan (Penas-KTNA) XVI di Padang 2023.
Nurwahidi, salah satu staf Dinas Peternakan Achebrand, menjelaskan bahwa keunikan alat VIB-Hendra terletak pada keakuratan dan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang disesuaikan dengan spesifikasi alat inseminasi buatan (IB) untuk sapi dan kerbau.
Perlu diketahui bahwa VB-H adalah Visual Artificial Insemination Hendra (VIB-Hendra). Kata Hendra yang disematkan pada alat ini diambil dari nama penemunya, Dr Hendra Saputra, yang merupakan teknologi tepat guna untuk sektor peternakan.
Dan ini merupakan salah satu inovasi yang akan diluncurkan dan ditampilkan pada Pekan Nasional Kontak Tani dan Nelayan Andalan (Penas-KTNA) XVI Padang pada tahun 2023 mendatang.
“Rekayasa alat ini mempertimbangkan keberhasilan fungsi dan akurasi teknologi IB, dan penggunaan AI pada VIB-Hendra akan memberikan nilai tambah pada alat IB visual,” kata Wahid.
“Penggunaan alat ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan tingkat keberhasilan IB, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap upaya peningkatan dan pengembangan ternak,” jelas Wahid.
- Baca juga:
- “Tambak Udang Alternatif Pendapatan Masyarakat Bangka Belitung”
- Bukit Pala Menjadi Penyelamat Kepunahan Tradisi Khanduri Uteun, Kenduri untuk Harimau
- Diduga Kelompok Kimsuky Korea Utara dikenakan Sanksi Akibat Curi Informasi Teknologi Nuklir
Sementara itu, perwakilan Dinas Peternakan Aceh, Zarusfran menjelaskan bahwa alat inseminasi visual, beserta sejumlah inovasi yang dikembangkan oleh UPTD UPTD Inseminasi Buatan dan Inkubasi Buatan, telah memberikan dampak positif bagi perkembangan teknologi di bidang pertanian, khususnya di bidang peternakan.
“Inovasi alat inseminasi buatan visual ini juga telah menarik minat banyak inseminator. Saat ini, VIB-Hendra sedang dalam proses pengajuan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual untuk mendapatkan hak atas kekayaan intelektual atau HAKI berupa desain industri,” kata Zalsufran.
Kadis Peternakan berharap agar berbagai inovasi yang dihasilkan oleh para inventor Aceh dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pengembangan sektor pertanian di Aceh dan Indonesia secara keseluruhan.
“Mari kita dukung dan manfaatkan hasil inovasi para inventor Aceh di sektor peternakan. Kita semua ingin agar hasil karya anak bangsa mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, bahkan global.
Zarsfran menyimpulkan, “Insya Allah, jika alat ini dimanfaatkan dengan baik, kita akan mampu meningkatkan dan mengembangkan sektor peternakan di Aceh dengan lebih baik, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat peternak”. ****