
Banda Aceh — Kepala Perwakilan YARA Aceh Tengah, Fakrurrazi Zulkifli, meminta Bank Aceh sebagai Bank Pembangunan Daearah Aceh untuk lebih cepat membangun fasilitas e money di kota wisata Takengon. Pembangunan fasilitas e money ini agar sejalan dengan komitmen Bank Aceh untuk menjadi penggerak perekonomian Aceh dan pendukung agenda pembangunan daerah dan memberi layanan terbaik dan lengkap berbasis TI untuk semua segmen nasabah, terutama sektor usaha kecil, menengah, sektor pemerintah maupun korporasi.
“Visi Bank Aceh menjadi penggerak perekonomian Aceh dan pendukung agenda pembangunan daerah dan memberi layanan terbaik dan lengkap berbasis TI untuk semua segmen nasabah, terutama sektor usaha kecil, menengah, sektor pemerintah maupun korporasi, jadi ini bukan hanya visi diatas kertas, tapi harus di implementasikan, salah satunya ya membangun fasilitas e money seperti QRIS disetiap pelaku usaha di Takengon,” tegas Oji sapaan akrab Fakrurrazi Zulkifli.
Menurut Oji, fasilitas e-money ini selain untuk mendorong transformasi pembayaran ke ekosistem digital juga untuk mendukung jasa, seperti pariwisata dan ekonomi kreatif, transportasi dan lainnya agar cepat bangkit dampak pandemi Covid-19, apalagi pemerintah sudah mulai menerapkan transaksi nontunai di sejumlah objek wisata di Indonesia untuk meningkatkan efisiensi.
Baca Juga: Warga Aceh Diperas di Poslantas Gebang, Safaruddin: Itu Bajingan Bagi Kami
Baca Juga: Penyusunan Draf Revisi UUPA Oleh DPRA Dinilai Tertutup. YARA: Harusnya Dibuka Saja ke Publik
Transaksi nontunai ini perlu terus didorong juga oleh Pj Gubernur, Bupati dan Walikota di Aceh selaku pemegang saham Bank Aceh. Motede transaksi digital ini akan memudahkan wisatawan dan membantu pelaku wisata khususnya yang berkunjung ke Takengon.
“Transaksi lebih digital membuat akan mepersingkat waktu, buat sederhana, tidak perlu cari uang tunai di mesin ATM yang sangat sedikit saat ini di Aceh, ini akan memudahkan wisatawan dan para pelaku usaha di Tekengon, untuk itu Pemerintah Aceh, Kabupaten dan Kota di Aceh sebagai pemilik saham Bank Aceh perlu mendorong percepatan ini di Bank Aceh sebagai Bank Pembangunan di Aceh,” terang Oji.
Desakan ini disampaikan oleh YARA Aceh Tengah karena sudah mendengar keluhan dari beberapa pihak tentang sulitnya bertransaksi secara digital di Takengon, padahal para wisatawan yang datang untuk menikmati suasana kota dingin dengan nyaman dan tenang, namun permasalahan transaksi digital dapat menganggu kenyamanan wisatawan yang datang ke Takengon, YARA mendorong Bank Aceh agar lebih giat mendatangi nasabahnya khususnya para pelaku UMKM untuk menggunakan fasilitas digital perbankan.
“kami mendapat pengaduan dari beberapa kalangan dan kawan-kawan yang berkunjung ke Takengon, mereka sangat sengan dengan suasana kota dingin apalagi dengan panorama yang sangat indah diberbagai tempat, hanya saja banyak yang agak kesulitan ketika akan melakukan transaksi, mereka yang datang ini sudah terbiasa dengan traksaksi digitalm nah ketika sampai di Tekengon model traksaksi digital ini agak merepotkan mereka karena tidak banyak yang menggunaka fasilitas digital, dan sebagai Bank Pembangunan daerah kami rasa Bank Aceh perlu dan bertanggung jawab untuk memperkuat fasilitas transaksi digital di Takengon,” tutup Oji.
Baca Juga: Akun Sosmed KIP Aceh Timur Tuai Cibiran Netizen: File Pengumuman Diduga Palsu
Baca Juga: Partai Lokal Aceh PA Daftarkan Diri ke KIP Aceh, Berkas Dinyatakan Lengkap