Infoacehtimur.com | Teknologi – Dalam beberapa hari terakhir, nama Bjorka tengah menjadi pembicaraan hangat di sejumlah timeline akun media sosial .
Sosok anonim yang disebut-sebut sebagai peretas atau hacker itu ramai dibicarakan, karena aksinya membocorkan data sejumlah lembaga pemerintah RI.
Bjorka mengklaim, bahwa dirinya telah berhasil meretas data-data mulai dari data Kartu SIM, KPU, BIN, hingga dokumen rahasia milik Presiden Jokowi.
Tak sampai disitu, Bjorka juga mengumbar data pribadi sejumlah pejabat yakni Ketua DPR Puan maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, serta Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan.
Atas aksinya tersebut, banyak yang dibuat penasaran dengan identitas Bjorka yang saat ini masih menjadi misteri.
Lantas, siapa Bjorka sebenarnya?
Mengaku punya teman di Indonesia
Sosok hacker Bjorka nampaknya bukan berasal dari Indonesia.
Hal itu dilihat dari bahasa yang digunakan Bjorka untuk berkomunikasi.
Bjorka kerap menggunakan Bahasa Inggris dalam setiap cuitannya di Twitter.
Selain itu, baru-baru ini Bjorka juga membocorkan sedikit mengenai identitasnya.
Diwartakan Tribun Jatim, dalam salah satu cuitannya, Bjorka mengaku bahwa ia memiliki teman yang berasal dari Indonesia.
Temannya itu disebut Bjorka bukan WNI, namun berasal dari Indonesia dan tinggal di Warsawa, Polandia.
Bocoran mengenai sosok teman Bjorka tersebut diduga menunjukkan siapa dan dari mana sosok hacker tersebut berasal.
“Saya hanya ingin menunjukkan betapa mudahnya bagi saya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah,”
“Saya punya teman orang Indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya indonesia. Aku melakukan ini untuknya,” ujar Bjorka dalam bahasa Inggris, pada Minggu (11/9/2022) Dilansir dari Tribun Jatim.
Hal tersebut secara perlahan mengungkap kemungkinan identitas Bjorka yang punya motif tersembunyi di balik aksinya.
Bjorka dan dugaan kebocoran data Pemerintah
Sosok peretas atau hacker anonim yang menggunakan identitas Bjorka menjadi buah bibir di dunia maya dalam beberapa waktu terakhir berkat aksinya membobol sejumlah data penting.
Data penting yang diklaim telah diretas oleh Bjorka tersebut antara lain seperti data 1, 3 miliar SIM card penduduk Indonesia, dokumen surat menyurat milik Presiden Joko Widodo, termasuk surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN).
Uniknya, aksi dari Bjorka justru didukung sejumlah netizen Indonesia, meski tidak sedikit pula yang menentangnya.
Beberapa kalangan menganggap aksi Bjorka berlebihan.
Bahkan beberapa pihak mempertanyakan alasan Bjorka melakukan aksi pembobolan data pemerintah.
Dalam forum BreachForums, ada salah satu tulisannya terkait aksi ‘pemberontakan’ ini agar pemerintah Indonesia terus bekerja dan tidak libur di akhir pekan.
Sebelumnya Bjorka mengatakan, ia ingin pemerintah Indonesia menyadari kelemahan keamanan digital mereka sekaligus menyindir Kominfo.
Sayangnya setelah aksinya itu terjadi, tanggapan dari Menkominfo Johnny Plate sungguh membuat rakyat Indonesia kecewa.
Saat dirinya mengumumkan telah berhasil meretas data 1,3 miliar SIM card penduduk Indonesia, Menkominfo malah meminta masyarakat untuk menjaga NIK dan nomer handphone individu masing-masing.
Ternyata tanggapan dari Menkominfo tersebut semakin membuat Bjorka menjadi-jadi.
Tak lama kemudian, ia malah meretas dan membagikan identitas Johnny Plate ke Telegram.
Hal itu ia lakukan ketika Johnny G Plate sedang berulang tahun yang ke-66.
Bjorka melakukan penyebaran informasi pribadi Johnny G Plate dengan memberi ucapan ulang tahun melalui akun Telegram.
“Happy Birthday,” tulis Bjorka di akun Telegram-nya, Sabtu (10/9/2022).
Adapun informasi pribadi Johnny G Plate yang dibocorkan di antaranya, NIK, nomor telepon hingga alamat.
Hal itu pun membuat nomer handphone Menkominfo tersebut bocor dan diketahui banyak orang.
Dugaan kebocoran data yang dibeberkan Bjorka
Dirangkum dari Kompas.com, Minggu (11/9/2022), ada 4 gugaan kebocoran data yang dibeberkan oleh Hacker Bjorka.
Berikut sejumlah dugaan kebocoran data yang dibeberkan Hacker Bjorka.
- Data pelanggan IndiHome
Pada 21 Agustus 2022, Bjorka mengumumkan bahwa dirinya menjual 26 juta data riwayat pencarian pengguna IndiHome di situs Breached Forums.
Adapun data tersebut diungggah oleh Bjorka pada Sabtu 20 Agustus 2022.
Rincian informasi yang diduga milik pelanggan IndiHome ini berisi domain, platform, browser, URL, Google keyword, IP, resolusi layar, lokasi pengguna, e-mail, gender, nama, NIK, dan sebagainya.
Terkait hal ini, Vice President Corporate Communication Telkom Pujo Pramono mengatakan, Telkom sedang memeriksa data 26 juta pelanggan IndiHome yang diduga bocor.
“Sehubungan dengan munculnya pemberitaan terkait kebocoran data pribadi pelanggan IndiHome, dapat kami sampaikan, kami tengah melakukan koordinasi internal untuk mengecek dan memastikan validitas data dimaksud,” kata Pujo, dikutip dari Kompas.com, Senin (22/8/2022).
- Data registrasi SIM Card
Pada 31 Agustus 2022, Bjorka di Breached Forums kembali mengklaim mengenai pihaknya yang memiliki file terkompresi sebesar 18 GB berisi data-data kartu SIM dari pelanggan Indonesia.
File tersebut menurutnya berisi 1,3 miliar data Kartu SIM yang terdiri dari beberapa jenis data pelanggan, seperti data nomor telepon, nomor KTP (NIK), informasi nama operator seluler, serta tanggal registrasi nomor telepon.
Bjorka sendiri menjual data kartu SIM ini dengan harga Rp 745 juta (50.000 dollar AS) dengan metode pembayaran menggunakan mata uang kripto Bitcoin atau Ethereum.
Terkait ini, Kominfo membantah bahwa masalah kebocoran data datang dari kesalahan sistem internal.
Kominfo mengklaim pihaknya tidak punya database registrasi kartu SIM.
“Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan penelusuran internal. Dari penelusuran tersebut, dapat diketahui bahwa Kementerian Kominfo tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar,” demikian keterangan Kominfo dikutip dari Kompas.com, 2 September 2022.
- Data KPU RI
Pada 6 September 2022, Bjorka kembali membeberkan mengenai adanya kebocoran data sekitar 105 juta penduduk Indonesia.
Adapun Bjorka kembali menjual data tersebut di forum online Breached Forums.
Bjorka menyebut bahwa sumber kebocoran data ini diklaim berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Dalam kebocoran data yang diklaim dari KPU RI ini Bjorka mengaku memiliki data 105.003.428 penduduk meliputi data NIK, KK, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, alamat dan usia.
Data ini disimpan dalam file berukuran 20 GB atau 4 GB setelah dikompres.
Untuk membuktikan keaslian data, Bjorka memberikan sekitar dua juta sampel data gratis.
- Surat dan dokumen Presiden
Pada Jumat (9/9/2022), Bjorka kembali muncul di Breached Forums dengan mengklaim memiliki dokumen surat-menyurat yang diduga milik Presiden Joko Widodo.
Dokumen tersebut memiliki rentang waktu 2019-2021.
Salah satu dokumen surat yang diunggah ini diduga berasal dari Badan Intelijen Negara (BIN).
“Berisi transaksi surat tahun 2019 – 2021 serta diokumen yang dikirimkan kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia,” demikian yang tertulis di dalam forum itu.
Bjorka menjelaskan bahwa pihaknya telah mengunggah total 679.180 dokumen berukuran 40 Mega Byte dalam bentuk data terkompres.
Sejumlah dokumen Presiden RI yang diduga dibobol Bjorka yaitu:
- Surat rahasia kepada Presiden dalam amplop tertutup dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN) ditujukan untuk RI1.
- Surat rahasia kepada Mensesneg dalam amplop tertutup dengan BIN sebagai pengirimnya.
- Permohonan Jamuan Snack Kepala Bagian Protokol dan Tata Usaha Pimpinan.
- Permohonan Dukungan Sarana dan Prasarana dikirim oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
- Gladi Bersih dan Pelaksanaan Upacara Bendera pada Peringatan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun ditujukan ke Kepala Biro Tata Usaha
- Permohonan Audiensi Kepala Menteri Sekretaris Negara Guna Menyampaikan Pandangan dan Gagasan Mengenai Pembentukan Badan Pemasyarakatan dan Badan Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
- Penjemput Inspektur Upacara Peringatan HUT Ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2019 di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet ditujukan ke Kepala Biro Tata.
- Pemberhentian dari Jabatan Administrator dan Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratam di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dikirim oleh Kepala biro Sumber Daya Manusia.
- Surat rahasia kepada Presiden dalam amplop tertutup dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN) untuk RI1.
- “Penunjukan Plh. Deputi Hukum dan PUU Tanggal 2 s.d 9 Agustus 2019 a.n Hayu Sihwati, S.H., M.H.”, dikirim oleh Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara.
Sementara itu, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan, tidak ada isi surat apapun yang terkena peretasan.
“Tidak ada data isi surat-surat apapun yang kena hack. Namun upaya-upaya meng-hacker itu sudah melanggar hukum,” tutur Heru.
Dikutip dari Kompas.com, 10 September 2022, Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto juga menepis kabar dokumen atau surat-surat dari BIN untuk Presiden telah bocor.
“Hoax itu, dokumen BIN aman terkendali, terenkripsi secara berlapis, dan semua dokumen pakai samaran,” ujarnya.
Dia mengatakan, penanganan dokumen BIN dilakukan agar tetap aman.
Wawan menegaskan, surat untuk presiden diberi pengaman khusus.
“Apalagi jika itu surat atau dokumen ke Presiden, selalu dilakukan melalui kripto (sandi), dan kripto setiap saat diubah. Jadi dokumen BIN ke Presiden tidak bocor,” tegasnya.
Aksi Bjorka terus berlanjut
Setelah membobol dokumen surat menyurat Jokowi, aksi peretasan Bjorka masih terus berlanjut.
Pada akhir pekan lalu, Bjorka mengumbar data pribadi sejumlah pejabat yakni Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, serta Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan.
Yang terbaru, Bjorka mengungkap sosok dalang tewasnya aktivis Munir Said Thalib.
Dirinya mengunggah sebuah link yang berisi artikel yang menurutnya adalah profil dari pembunuh Munir.
Pada artikel yang ditulis Bjorka, ia mengatakan bahwa ada sosok tertentu di balik kasus pembunuhan Munir.
Bjorka mengklaim bahwa yang membunuh Munir diduga adalah Muchdi Purwopranjono yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.
Baca Juga:
- Akun Twitter Gubernur Aceh Nova Iriansyah Diretas Hacker
- Situs PSSI Diretas Hacker Lokal! Dipicu Kekalahan Pada Leg 1
- Diduga Bocor! 1,3 Miliar Data Registrasi SIM Prabayar Dijual di Forum Online
“I will give you a name if you ask who was behind Munir’s murder. He is Muchdi Purwopranjono who currently serves as Chairman of the Berkarya Party. (Saya beri satu nama barang kali kalian bertanya siapa di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwopranjono yang sekarang menjadi Ketua Partai Berkarya)” tulis Bjorka.
Tak hanya membeberkan nama, Bjorka bahkan berani mengusut data diri Muchdi Purwopranjono yang ia klaim sebagai pembunuh Munir.
Kini, setelah mengunggah dalang dibalik pembunuhan Munir, akun Twitter yang digunakan oleh Bjorka telah hilang atau ditangguhkan.
Diwartakan Kompas.com, akun Twitter Bjorka ditangguhkan oleh Twitter pada Minggu (11/9/2022) sekitar pukul 15.45 WIB.
Sumber : (Serambinews.com/Yeni Hardika; Tribun Jatim/Alga; Kompas.com/Nur Rohmi Aida/Retia Kartika Dewi)