Infoacehtimur.com, Banda Aceh – Minggu lalu terlihat wajah-wajah sumringah, sekerumun pemudik Lebaran Idul Fitri 2024 tiba di kampung halaman dengan senyum kemenangan, tentu dengan penuh rasa suka duka.
Hari ini, terlihat pemudik kembali ke kota tujuan. Orang dikampung melepasnya dengan gembira, pemudik pergi penuh suka cita.
Dibalik nuansa suka cita dan suka duka peristiwa mudik setahun sekali itu terlihat produksi, distribusi produk dan pangsa pasar hanya terpusat dibeberapa kota saja. Penyebabnya tentu kebodohan, ketertinggalan, kemiskinan.
Mewah dan meriah yang terelihat di jalanan kecamatan sepanjang jalan lintas Aceh Suamatra yang padat kendaraan setahun sekali pada kasat mata, ternyata secara data menyimpan momok nasib negri yang menyedihkan nan bobrok.
Sederhana, saat jumlah pemudik semakin meningkat dari tahun ke tahun, ketahuilah nasib-nasib yang terjepit kebodohan, kemiskinan dan tertinggal pun ikut meningkat dari tahun ke tahun.
Setiap musim lebaran tiba, pengusaha angkutan umum “auto jadi raja” mengantongi kenaikan tarif ongkos dengan alasan peningkatan jam terbang diwaktu liburan.
Jasa rental mobil pun memperlihatkan bagaimana perantau saat mudik ke kampung menutupi “asam garam kota” dengan memanfaatkan mobil rental untuk menjaga citra mewah kehidupan perantauan dimata warga tanah kelahirannya.
Walaupun, saat kembali tiba ke perantauan, mereka harus kembali berkutat kerja siang malam di “kota terbuang” untuk menutupi biaya mudik hingga biaya jaga citra yang telah dihabiskan.
“saya sangat gembira pulang kampung bertemu keluarga, namun seperti biasa harus kembali menangisi negri sendiri saat tiba lagi di perantauan” ucap Abdullah, warga Aceh Timur pengusaha toko kelontong di Tangerang.
Dia dan sebagian warga Aceh yang mudik mengaku harus rela mengorbankan pundi rupiah untuk menjaga citra saat pulang mudik, demi menjaga hati keluarga di desa.
Alasan tetap harus kembali merantau pun sederhana, tak ingin sanak saudaranya, bahkan anaknya harus ikut terbuang ke kota lain untuk melangsungkan hidup di masa depan.